Judul: Wajah yang Hilang, Bayangan yang Tersisa: Ketika Sahabatku Menghilang dari Muka Bumi
Angin malam itu berhembus dingin, membawa aroma hujan yang baru saja reda. Di bangku taman yang basah, aku duduk termenung, menatap kosong ke arah jalanan yang sepi. Di sinilah, tepatnya di tempat ini, terakhir kali aku melihat Rina.
Rina bukan hanya sahabat, dia adalah separuh jiwaku. Kami tumbuh bersama, berbagi mimpi, rahasia, dan tawa. Dia adalah mentari di hari-hari suramku, dan aku adalah bahunya saat dia terluka. Namun, enam bulan lalu, mentari itu tiba-tiba padam. Rina menghilang, tanpa jejak, tanpa pesan, tanpa alasan yang masuk akal.
Kepergian Rina bagaikan cerita dalam novel misteri. Dia tidak memiliki musuh, tidak ada masalah keuangan, dan hubungannya dengan keluarganya harmonis. Polisi telah melakukan penyelidikan intensif, namun hasilnya nihil. Setiap petunjuk yang ditemukan, selalu berakhir buntu.
Aku mencoba memahami, mencari celah logika dalam kejadian ini. Apakah ini pelarian? Mungkinkah Rina menyimpan rahasia besar yang membuatnya harus pergi dan memulai hidup baru? Pikiran-pikiran ini terus berputar di kepalaku, seperti kaset rusak yang berulang-ulang memutar adegan yang sama.
Namun, ada satu hal yang mengganjal hatiku. Beberapa hari sebelum kepergiannya, Rina terlihat berbeda. Dia menjadi pendiam, sering melamun, dan tatapannya kosong. Ketika aku bertanya apa yang terjadi, dia hanya tersenyum getir dan berkata, \"Aku merasa seperti bukan diriku sendiri.\"
Kata-kata itu kini menghantuiku. Apakah Rina mengalami masalah psikologis yang tidak kami ketahui? Apakah dia merasa tertekan dan tidak mampu menanggung beban hidup? Ataukah ada kekuatan lain yang bermain, sesuatu yang jauh lebih gelap dan misterius?
Aku teringat pada sebuah film lama berjudul \"The Face of Another\". Film itu bercerita tentang seorang pria yang wajahnya hancur dan diberi wajah baru. Namun, wajah baru itu mengubah kepribadiannya, membuatnya menjadi orang yang berbeda. Apakah mungkin Rina mengalami sesuatu yang serupa? Apakah dia menjadi orang lain, dengan wajah yang sama namun jiwa yang berbeda?
Mungkin terdengar konyol, namun semakin lama aku mencari jawaban, semakin aku percaya bahwa ada sesuatu yang tidak wajar dalam menghilangnya Rina. Aku tidak bisa menerima penjelasan logis yang ada. Aku merasa bahwa dia tidak pergi dengan kemauannya sendiri.
Aku tidak akan menyerah. Aku akan terus mencari Rina, sampai aku menemukan kebenaran di balik kehilangannya. Aku akan mengungkap misteri ini, meski itu berarti aku harus menghadapi kekuatan yang tidak kumengerti. Karena sahabatku, Rina, adalah segalanya bagiku, dan aku tidak akan membiarkan dia menghilang begitu saja, tanpa jejak, tanpa penjelasan.
Angin malam kembali berhembus, kali ini terasa lebih menusuk. Aku bangkit dari bangku, berjalan menjauh dari taman, dengan tekad yang membara di dada. Rina mungkin telah menghilang dari muka bumi, namun dia akan selalu hidup di hatiku. Dan aku, akan menjadi mata dan kakinya, sampai kebenaran terungkap, dan wajah Rina kembali bersinar di antara kegelapan.
Comments